Selamat Datang

Selamat datang di blog yang sederhana ini semoga anda para pengunjung bisa mendapatkan manfaat dari blog ini.

8.18.2009

Makanan dan Gigi

Beberapa orang mengklaim bahwa beberapa makanan dan zat tertentu membahayakan kesehatan gigi dan mulut, lalu apakah ada makanan yang memang tidak bisa kita makan karena akan menimbulkan masalah pada gigi kita? Memang beberapa makanan mempunyai efek tertentu dalam reaksi terhadap gigi dan mulut. Namun perlu diingat bahwa semua yang terjadi pasti melalui suatu proses.

Seperti halnya membuat makanan (memasak), bukankan memerlukan proses juga? Kadang sebagian dari kita selalu saja mencari kambing hitam dalam masalah-masalah tertentu, seperti halnya coklat (udah saya posting deh rasanya hehe), coklat dianggap merusak gigi, namun kandungan nutrisi dan efek coklat untuk tubuh sangatlah penting. Apakah kita harus menjauhi coklat karena ingin gigi kita sehat? kalau seperti ini bisa2 semua makanan ga boleh dimakan yah :)

Sebenarnya tidak ada makanan yang perlu dijauhi untuk mendapatkan gigi dan mulut yang sehat. Semua itu kembali pada proses dan waktu, yang menjadi masalah dalam hal ini adalah sisa-sisa makan yagn masih menempel pada gigi. Sisa makanan yang menempel pada gigi akan bereaksi dengan penghuni mulut kita (enzim, saliva, bakteri, kuman, asam, basa, dll). Reaksi yang terjadi adalah penguraian sisa makanan yang nantinya dapat menyebabkan karies/gigi berlubang, selain itu masalah yang ditimbulkan adalah bau mulut.

Proses terjadinya penguraian makanan atau pembusukan itu memerlukan waktu, jadi sebaiknya kita memotong proses tersebut dengan menggosok gigi dengan teratur. Apabila kita dapat memotong proses tersebut dengan rutin menggosok gigi masalah gigi dan mulut akan berkurang bahkan hilang.

Selain proses cara makan kita juga mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut kita, seperti makan atau minum panas dan dingin secara bersamaan atau dalam rentan waktu yang singkat, saya berisedikit contoh: Seseorang memesan makanan yang panas dan memesan es juga nah porsi makanan seperti itu yang bisa menyebabkan kerusakan pada gigi, sebaiknya makan makanan panas dan air putih saja dulu nanti kalau agak lama baru deh beli esnya :)

Masih banyak yang menanyakan tentang waktu dan cara yang tepat untuk menggosok gigi, waktu yang tepat adalah setelah kita sarapa pagi ( pada saat ini kita sudah memotong proses dan mengilangkan sisa makan seperti yang telah dijelaskan diatas) dan pada malam hari sebelum tidur. Mengapa tidak setelah makan malam? Karena setelah makan malam masih ada rentan waktu sampai kita tidur rentan waktu tersebut kadang kira makan lagi atau ngemil, dan bagi perokok kadang merokok dulu sampai menjelang tidur nah kalau kita menggosok gigi setelah makan malam dan akhirnya makan lagi walaupun sedikit, sama saja kita tidak menggosok gigi. Untuk itu lebih baik menggosok gigi pada malam hari sebelum tidur. karen pada saat mulut tidak beraktifitaslah terjadi proses penguraian makanan/ pembusukan makanan dalam mulut yang nantinya akan menyebabkan karang gigi dan karies.

Sumber: kesehatangigi.blogspot.com

Baca Selengkapnya......

Noordin M Top Berdasarkan Primbon

Ciri-ciri kematian Noordin M Top berdasarkan primbon nama sebenarnya harusnya mati di atap rumah.

Berikut ini adalah nama-nama Noordin berdasarkan primbonnya :

1. Kalau mati di kamar mandi = Noordin M Pup,
2. Kalau mati di kolam = Noordin M Pang,
3. Kalo mati di Clubbing = Noordin M Club or M bassy,
4. Kalo mati di taman lawang = Noordin M beeeerrr...

Baca Selengkapnya......

MASIH RELEVANKAH AJARAN SYEKH SITI JENAR DEWASA INI? (1)

Oleh: Ir. Achmad Chodjim, MM*
Seri 1 dari 4


Tema seminar/sarasehan budaya hari ini adalah agama ageming aji, yaitu agama sebagai nilai-nilai luhur yang menjadi landasan hidup bangsa Indonesia, sesuai dengan sila pertama pada Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa. Agama dalam bingkai ageming aji bukanlah agama dalam arti golongan atau agama sebagai organisasi (organized religion), tetapi agama sebagai basis moralitas dan perilaku manusia. Agama dalam arti ini pernah menjadi polemik dan perang wacana di Kepulauan Nusantara –karena Indonesia belum lahir– dan tepatnya di P. Jawa pada pertengahan abad ke-15 hingga pertengahan abad ke-16.

Tokoh sentral dalam polemik dan perang wacana pada masa itu adalah Syekh Siti Jenar atau dikenal dengan nama Syekh Lemah Abang. Dia seorang guru dan pelaku spiritual yang mengajarkan agama sebagai jalan hidup dan bukan sebagai kepercayaan. Meskipun Syekh seorang muslim, tetapi ajarannya menarik berbagai pemeluk agama dan kepercayaan yang ada waktu itu. Mereka yang belajar dan menjadi murid Syekh berasal dari berbagai kalangan, baik kalangan elite –yaitu para adipati– maupun rakyat biasa. Mereka berasal dari pemeluk Hindu, Biddha, Syiwa-Buddha, Islam, dan pemeluk kepercayaan yang berkembang di Jawa waktu itu.

Apa yang diajarkan oleh Syekh Siti Jenar sehingga daya tarik ajarannya luar biasa dan menyebabkan penguasa Kesultanan Demak Bintara kegerahan waktu itu? Yang diajarkan sebenarnya bukanlah hal yang asing bagi mereka yang hidup di Kep. Nusantara waktu itu. Yang diajarkan adalah paham MKG (Manunggaling Kawula Gusti), yaitu satunya hamba dengan Tuhan. Paham ini sudah ada di agama Hindu dan Buddha yang sebelum berdirinya Kesultanan Demak, dipeluk oleh mayoritas penduduk Nusantara. Paham ini diikuti oleh kalangan sufi dalam agama Islam. Bahkan, mereka yang dikenal sebagai anggota Walisanga juga berpaham MKG. Padahal, berdasarkan sejarah Walisanga yang bergelar sunan itu adalah pendukung dan penasehat Sultan Demak di zaman itu.
Meskipun Walisanga dan Syekh Siti Jenar sepaham, tetapi pada tataran implementasinya dalam kehidupan berbeda. Bagi Siti Jenar, MKG merupakan landasan, jalan dan alat untuk menjadikan manusia merdeka sejati. MKG menggerakkan manusia untuk menjadi dirinya sendiri, menjadikan manusia yang memiliki kepribadian. Inilah inti dari MKG yang diajarkan oleh Syekh Siti Jenar. Tentu pikiran semacam ini melompat terlalu jauh ke depan pada zamannya. Jangankan pada masa 500 tahun yang lalu, dewasa ini saja sebagian besar orang tidak hidup sebagai pribadi, tetapi hidup berdasarkan pikiran orang lain.i Sedangkan MKG yang diajarkan oleh Walisanga lebih bersifat teoritis, dan tidak memberikan implikasi nyata dalam kehidupan masyarakat.
Ajaran MKG Siti Jenar mendobrak feodalisme yang tumbuh subur pada masa itu, sedangkan Walisanga justru melanggengkan sistem feodalisme. Syekh membangkitkan kesetaraan antara kawula (rakyat) dengan rajanya (Gusti). Walisanga melestarkan sistem rakyat menyembah raja. Syekh membebaskan orang dari belenggu ketakhayulan dan pikiran picik, sedangkan Walisanga malah menjadikan agama dan kepercayaan sebagai alat kekuasaan.

Puncak pertarungan paham berakhir ketika Sultan Patah memerintahkan Walisanga untuk menghentikan kegiatan mengajar Syekh dan pengikutnya dihancurkan. Untung tak dapat diraih malang tak dapat ditolak, kata peribahasa. Ajaran Syekh Siti Jenar dipadamkan –meski demikian, ajaran SSJ tetap berjalan dan disampaikan secara sembunyi-sembunyi. Rakyat patuh kepada raja secara pasif, sedangkan kalangan elite berebut kekuasaan. Akibatnya, umur kerajaan tak ada yang panjang, Demak jatuh disusul dengan berdirinya Pajang, dan dalam satu generasi saja Pajang hilang dan muncul Mataram.
Karena rakyat bodoh dan elite kerajaan berebut kekuasaan, maka Mataram hanya dalam kurun waktu 50 tahun berdiri sudah goyah karena adanya infiltrasi VOC, yang akhirnya Mataram menjadi negara taklukan VOC. Hal ini saya sampaikan dalam seminar/sarasehan ini agar dapat menjadi pelajaran bagi bangsa Indonesia. Dengan memperhatikan kembali ajaran Syekh Siti Jenar kita akan dididik untuk menjadi manusia merdeka, sehingga siap untuk menahan gangguan dan ancaman asing agar bangsa Indonesia tidak terus-menerus terjajah oleh negara lain dalam segala bentuknya.

*) Ir. Achmad Chodjim MM, adalah penulis buku “Syekh Siti jenar: Makna Kematian (jilid 1)”, “Syekh Siti Jenar: Makrifat dan Makna Kehidupan (jilid 2)” dan “Mistik dan Makrifat Sunan Kalijaga”.


(bersambung ke Seri 2 : Ajaran Pokok SSJ ....)

Baca Selengkapnya......

MASIH RELEVANKAH AJARAN
SYEKH SITI JENAR DEWASA INI?
Oleh: Ir. Achmad Chodjim, MM*
Seri 1 dari 4


Tema seminar/sarasehan budaya hari ini adalah agama ageming aji, yaitu agama sebagai nilai-nilai luhur yang menjadi landasan hidup bangsa Indonesia, sesuai dengan sila pertama pada Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa. Agama dalam bingkai ageming aji bukanlah agama dalam arti golongan atau agama sebagai organisasi (organized religion), tetapi agama sebagai basis moralitas dan perilaku manusia. Agama dalam arti ini pernah menjadi polemik dan perang wacana di Kepulauan Nusantara –karena Indonesia belum lahir– dan tepatnya di P. Jawa pada pertengahan abad ke-15 hingga pertengahan abad ke-16.

Tokoh sentral dalam polemik dan perang wacana pada masa itu adalah Syekh Siti Jenar atau dikenal dengan nama Syekh Lemah Abang. Dia seorang guru dan pelaku spiritual yang mengajarkan agama sebagai jalan hidup dan bukan sebagai kepercayaan. Meskipun Syekh seorang muslim, tetapi ajarannya menarik berbagai pemeluk agama dan kepercayaan yang ada waktu itu. Mereka yang belajar dan menjadi murid Syekh berasal dari berbagai kalangan, baik kalangan elite –yaitu para adipati– maupun rakyat biasa. Mereka berasal dari pemeluk Hindu, Biddha, Syiwa-Buddha, Islam, dan pemeluk kepercayaan yang berkembang di Jawa waktu itu.

MASIH RELEVANKAH AJARAN
SYEKH SITI JENAR DEWASA INI?
Oleh: Ir. Achmad Chodjim, MM*
Seri 1 dari 4


Tema seminar/sarasehan budaya hari ini adalah agama ageming aji, yaitu agama sebagai nilai-nilai luhur yang menjadi landasan hidup bangsa Indonesia, sesuai dengan sila pertama pada Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa. Agama dalam bingkai ageming aji bukanlah agama dalam arti golongan atau agama sebagai organisasi (organized religion), tetapi agama sebagai basis moralitas dan perilaku manusia. Agama dalam arti ini pernah menjadi polemik dan perang wacana di Kepulauan Nusantara –karena Indonesia belum lahir– dan tepatnya di P. Jawa pada pertengahan abad ke-15 hingga pertengahan abad ke-16.

Tokoh sentral dalam polemik dan perang wacana pada masa itu adalah Syekh Siti Jenar atau dikenal dengan nama Syekh Lemah Abang. Dia seorang guru dan pelaku spiritual yang mengajarkan agama sebagai jalan hidup dan bukan sebagai kepercayaan. Meskipun Syekh seorang muslim, tetapi ajarannya menarik berbagai pemeluk agama dan kepercayaan yang ada waktu itu. Mereka yang belajar dan menjadi murid Syekh berasal dari berbagai kalangan, baik kalangan elite –yaitu para adipati– maupun rakyat biasa. Mereka berasal dari pemeluk Hindu, Biddha, Syiwa-Buddha, Islam, dan pemeluk kepercayaan yang berkembang di Jawa waktu itu.

Apa yang diajarkan oleh Syekh Siti Jenar sehingga daya tarik ajarannya luar biasa dan menyebabkan penguasa Kesultanan Demak Bintara kegerahan waktu itu? Yang diajarkan sebenarnya bukanlah hal yang asing bagi mereka yang hidup di Kep. Nusantara waktu itu. Yang diajarkan adalah paham MKG (Manunggaling Kawula Gusti), yaitu satunya hamba dengan Tuhan. Paham ini sudah ada di agama Hindu dan Buddha yang sebelum berdirinya Kesultanan Demak, dipeluk oleh mayoritas penduduk Nusantara. Paham ini diikuti oleh kalangan sufi dalam agama Islam. Bahkan, mereka yang dikenal sebagai anggota Walisanga juga berpaham MKG. Padahal, berdasarkan sejarah Walisanga yang bergelar sunan itu adalah pendukung dan penasehat Sultan Demak di zaman itu.
Meskipun Walisanga dan Syekh Siti Jenar sepaham, tetapi pada tataran implementasinya dalam kehidupan berbeda. Bagi Siti Jenar, MKG merupakan landasan, jalan dan alat untuk menjadikan manusia merdeka sejati. MKG menggerakkan manusia untuk menjadi dirinya sendiri, menjadikan manusia yang memiliki kepribadian. Inilah inti dari MKG yang diajarkan oleh Syekh Siti Jenar. Tentu pikiran semacam ini melompat terlalu jauh ke depan pada zamannya. Jangankan pada masa 500 tahun yang lalu, dewasa ini saja sebagian besar orang tidak hidup sebagai pribadi, tetapi hidup berdasarkan pikiran orang lain.i Sedangkan MKG yang diajarkan oleh Walisanga lebih bersifat teoritis, dan tidak memberikan implikasi nyata dalam kehidupan masyarakat.
Ajaran MKG Siti Jenar mendobrak feodalisme yang tumbuh subur pada masa itu, sedangkan Walisanga justru melanggengkan sistem feodalisme. Syekh membangkitkan kesetaraan antara kawula (rakyat) dengan rajanya (Gusti). Walisanga melestarkan sistem rakyat menyembah raja. Syekh membebaskan orang dari belenggu ketakhayulan dan pikiran picik, sedangkan Walisanga malah menjadikan agama dan kepercayaan sebagai alat kekuasaan.

Puncak pertarungan paham berakhir ketika Sultan Patah memerintahkan Walisanga untuk menghentikan kegiatan mengajar Syekh dan pengikutnya dihancurkan. Untung tak dapat diraih malang tak dapat ditolak, kata peribahasa. Ajaran Syekh Siti Jenar dipadamkan –meski demikian, ajaran SSJ tetap berjalan dan disampaikan secara sembunyi-sembunyi. Rakyat patuh kepada raja secara pasif, sedangkan kalangan elite berebut kekuasaan. Akibatnya, umur kerajaan tak ada yang panjang, Demak jatuh disusul dengan berdirinya Pajang, dan dalam satu generasi saja Pajang hilang dan muncul Mataram.
Karena rakyat bodoh dan elite kerajaan berebut kekuasaan, maka Mataram hanya dalam kurun waktu 50 tahun berdiri sudah goyah karena adanya infiltrasi VOC, yang akhirnya Mataram menjadi negara taklukan VOC. Hal ini saya sampaikan dalam seminar/sarasehan ini agar dapat menjadi pelajaran bagi bangsa Indonesia. Dengan memperhatikan kembali ajaran Syekh Siti Jenar kita akan dididik untuk menjadi manusia merdeka, sehingga siap untuk menahan gangguan dan ancaman asing agar bangsa Indonesia tidak terus-menerus terjajah oleh negara lain dalam segala bentuknya.

*) Ir. Achmad Chodjim MM, adalah penulis buku “Syekh Siti jenar: Makna Kematian (jilid 1)”, “Syekh Siti Jenar: Makrifat dan Makna Kehidupan (jilid 2)” dan “Mistik dan Makrifat Sunan Kalijaga”.


(bersambung ke Seri 2 : Ajaran Pokok SSJ ....)

Baca Selengkapnya......

Jika Anda Gaptek dengan PC atau Komputer

Jika Anda merasa gaptek soal PC, jgn kuatir.
Bukan anda saja yg merasa demikian. Jim Cartlon, seorang jurnalis Wall Street Journal,
baru2x ini mengumpulkan keluhan dari para konsumen PC AS.
& ternyata keluhan mrk jauh lebih "idiot" daripada yg kita kira.
Berikut petikan keluhan2 konsumen itu :

1. Compaq pernah mempertimbangkan utk mengubah perintah
"Press ANY Key" menjadi "Press ENTER Key"
dikrnkan banyaknya telefon yg menanyakan letak tombol "ANY" di keyboard.

2. AST Technical Support menerima laporan konsumen krn kesulitan menggunakan mouse.
Saat Techinal Support berkunjung, mrk menemukan mouse tersebut tdk bisa digunakan...
krn masih terbungkus rapi di dlm plastiknya.
Penggunanya (seorang wanita) punya phobia (ketakutan) pd mouse (tikus)
sehingga tdk berani mengeluarkannya dr dlm plastik.

3. Di thn 1980-an, ketika disket masih berukuran besar,
Teknisi Compaq pernah menerima keluhan seorang konsumen yg
disketnya tdk terbaca oleh drive-disk PC. Setelah diselidiki,
ternyata konsumen itu sebelumnya memasukkan disket
ke dlm mesin tik & mengetikkan label yg tertempel di disket itu.

4. Seorang konsumen DELL mengeluhkan kalau dia tdk dpt mengirimkan fax via PC.
Setelah diarahkan selama 40 menit lewat telepon,
petugas DELL menemukan kalau konsumen itu mencoba mengefax via PC
dgn cara menempelkanan kertas yg akan di fax di depan monitor.

5. Seorang konsumen DELL lain mengeluh krn keyboard yg digunakannya
sudah tdk bisa berfungsi sejak dibersihkan.
Ketika ditanya caranya membersihkan keyboard, dia menjelaskan,
"Saya mencuci & menggosok semua bagian keyboard dgn sabun,
lalu membilasnya dgn air, & menjemurnya. "

6. Seorang lagi konsumen DELL marah besar krn komputer barunya tdk nyala.
Dia menjelaskan semua sdh terpasang dgn benar,
& ketika dia menunggu selama 20 menit, tdk terjadi apa2x pd komputernya.
Ketika teknisi DELL menanyakan apakah "power switch" sdh dinyalakan,
dia balik bertanya, "Power switch apa?"

7. Berikut adl tanya-jawab antara petugas Novell NetWire dgn
seorang konsumen :

Penelepon : Hallo, dgn Tech Support?
Novell : Ya, bisa dibantu?
Penelepon : Tatakan gelas di PC saya patah. Apa mungkin saya bisa menggantinya?
Novell : Tatakan gelas ? Apakah itu hadiah saat Anda membeli PC?
Penelepon : Tidak. Tatakan gelas ini sudah ada di PC saya.
& ketika saya meletakkan gelas saya di atasnya, tatakan itu patah.
Yg saya ketahui, di bagian depan tatakan itu ada tulisan
"CD-ROM, 16X".

(Saat itu juga, petugas Novell langsung mematikan telepon & tertawa terpingkal2x.)

Baca Selengkapnya......

8.17.2009

JAMUS KALIMO SODO

Papat kalima pancer merupakan sebuah wacana yang perlu terus kita gali dan kita renungkan plus bertukar fikiran dengan orang-orang tua kita yang sudah mumpuni baik dari ilmu tahid dan ilmu rasanya. Menurut petunjuknya papat kalima pancer itu pusatnya ada di PANCER (yaitu lubuk hati yang paling dalam) dan PAPAT-nya adalah unsur-unsur ilahi yang kita sendiri hak untuk mendapatkannya. Karena dengan menggunakan PAPAT itu kita bisa selalu ingat kepada Allah Subhanahu wata’ala sebagai penguasa alam semesta ini.

Papat yang pertama adalah nur-nya Allah (Nurullah=Cahaya dari Allah) bias dari asma-asma Allah dan sifat-sifat Allah, tanda dari PANCER-nya yaitu dalam segala sesuatu/ gerak gerik selalu BERSERAH DIRI kepada Allah dan pengakuan kita sebagai mahluknya merasa tiada daya secara ruhani dan tiada kekuatan secara jasmani kecuali hanya Allah yang memberikan gerah hidup dan kehidupan, dan berupaya untuk selalu meng-ibadahkan segala sesuatu untuk BERIBADAH kepada Allah memohon Ridho Allah, Rahmat Allah.

Papat yang kedua adalah NUR MUHAMMAD (cahaya syafa’at yang Allah cipta untuk Hambanya (Rasulullah) yang Allah mulyakan. setelah kita berserah diri kepada Allah lewat PANCER (lubuk hati yang paling dalam) ada sebuah kelembutan sebagai sebuah rahmat yang Allah berikan kepada mahluknya agar kita tunduk dan lemah lembut kepada Allah, selalu merasa sayang kepada apapun dan siapapun sebagaimana Rasulullah mempunyai perangai yang lembut dan berahlak mulia bagi semua mahluk.

PAPAT yang ketiga yaitu MALAIKAT sebagai kendaraan untuk membawa NURULLAH dan NUR MUHAMMAD tadi kedalam diri kita pada waktu kita berserah diri kepada Allah dan mengibadahkan segala sesuatu hanya untuk Allah dan fungsi malaikat ini untuk membantu memintakan permohonan ampun mendoakan kepada kita sebagai mahluk yang lemah, banyak berbuat dosa (karena manusia tempat salah dan lupa) dan nominal mereka tidak sedikit mendukung kita dalam beribadah kepada Allah.

PAPAT yang ke empat adalah KAROMAH yaitu berisi doa-doa dari para orang sholeh terdahulu (doa dari para Rasul-rasul, Nabi-nabi, dan para Auliya serta Sholihin yang telah mendahului kita) yang oleh allah diberikan kesempatan untuk membantu mendoakan segala hajat hidup kita dalam mengarungi kehidupan didunia sebagai bekal ibadah nanti kita setelah meninggal (akhirat).

Semoga Allah mengampuni kedua orang tua kita, keluarga kita, mengampuni kita, dan orang-orang yang mempunyai hak dan kewajiban atas kita yang seiman serta mengampuni sesepuh-sesepuh kita. Semoga Allah memberikan Taufiq dan hidayah kepada kita dan mereka dan semoga kita dan mereka semua dijadikan golongan dari hamba-hamba Allah yang sholeh.

ADABEBERAPA VERSI yang menginterpretasikan JAMUS KALIMOSODO.

1. ada yang menginterpretasikan 2 kalimah syahada
2. ada yang menginterpretasikan lahirnya pancasil
3. ada yang menginterpretasikan tokoh pewayangan pandawa lima, apakah semua nya salah? tentu tidak…karena cara pandang setiap orang tidaklah sama.

Hal yang terpenting adalah jangan sampai kita kehilangan ISI/makna dari Jamus Kalimosodo sebagai orang yang berpengertian jawa yang mendapatkan warisan dari leluhur Jawa, pengertian jamus kalimusodo secara singkat adalah:

Istilah jamus kalimosodo terdapat dalam kisah pewayangan baratayudha, suatu jamus/surat yang ada tulisannnya tentang pengertian/kawruh. “barang siapa mendapat kawruh ini ia akan menjadi raja/mempunyai kekuasaan yang besa. kitab ini dimiliki oleh prabu yudistira(samiaji) yang selalu menang dalam peperangan dan akhirnya masuk surga tanpa kematian…memiliki dalam hal ini adalah bukan saling berebut tetapi saling berebut memiliki makna.

Arti Kalimasada terdiri dari beberapa bagian:
Ka= huruf/pengejaan Ka, Lima=angka 5, Sada= lidi/tulang rusuk daun kelapa yang diartikan Selalu, Jadi kelima ini haruslah utuh(selalu 5), Kelima unsur kalimasada teridiri dari:

1. KaDonyan(Keduniawian).
ojo ngoyo dateng dunyo yang arti singkatnya adalah jangan mengutamakan hal-hal yang bersifat duniawi, kebutuhan duniawi kita kejar tapi jangan diutamakan.

2. Ka Hewanan ( sifat binatang).
ojo tumindak kaya dene hewan, cotoh:asusila. amoral, tidak beretika dll.

3. KaRobanan.
Ojo ngumbar hawa nafsu yang arti singkatnya jangan memelihra hawa nafsu…nafsu itu harus dikendalikan.

4. Kasetanan.
Ojo tumindak sing duduk samestine yang arti singkatnya jangan bertindak yang tidak semestinya alias gengsi, sombong( ingin seperti Gusti), menyesatkan, berbuat licik dll.

5. KaTuhanan.
artinya kosong
Gusti Allah iku tan keno kinoyo ngopo nanging ono yang artinya Gusti Allah tidak dapat diceritakan secara apapun tapi toh ada. Gantharwa adalah salah satunya yang diberikan “pusaka” mewarisi warisan dari leluhur Jawa. Pengertian Asli dari jamus kalimosodo diatas adalah isi murni dari pengertian sebenarnya..setiap orang boleh membungkusnya dengan bungkus apapun tetapi jangan sampai kehilangan makna aslinya, karena pengertian diatas adalah pengertian sebenarnya dari jamus kalimusodo.

Sumber: alangalangkumitir.wordpress.com

Baca Selengkapnya......

Beberapa Efek Buruk Bagi Pengguna BlackBerry

Belakangan diketahui bahwa BlackBerry ternyata memberi efek buruk bagi pemakainya. Berikut adalah akibat-akibatnya antara lain:


1. Rela disuruh antri, semakin panjang semakin tenang, gak menunjukkan gejala kekesalan sama sekali.
2. Yang tadinya ngedumel saat macet, sekarang tenaaaaang.
3. Berharap kena lampu merah berulang-ulang. Kalo lampu berubah jadi ijo malah kesel. Tetep nekad jawabin email/chatting.
4. Sering diklaksonin orang lain, sampe disaranin pasang stiker di belakang mobil "harap sabar, BlackBerry user".
5. Waktu BAB jadi tambah lama. Padahal isinya udah kosong tapi tetep aja nongkrong.
6. Tidur miring nungguin pasangan sambil BB di tangan. Kejar target ngabisin baca email.
7. Suka senyum-senyum sendiri.
8. Gak konsen kerja.
9. Bangun pagi yang pertama dicari BB dulu bukan yang lain.
10. Waktu diajak ngobrol orang tetep maksa jawab email/chatting. Cuek. Padahal yang ngajak ngobrol itu kadang bossnya sendiri.
11. Lebih senang disupirin daripada nyetir sendiri. Rela naik busway biar gak usah nyetir.
12. Jadi jarang marah tapi jadi sering dimarahin orang karena diajak ngobrol gak nyambung.
13. Kalo di tempat umum suka panik nyari stop kontak. Batere sekarat.
14. Kalo anaknya rewel langsung nunjukkin BB nya buat menghibur.
15. Sering lupa mencet tombol lift. Harusnya naik malah turun. Belum lagi kebablasan lantainya.
16. Kalo ngantri di bank pake nomor antrian, pas dipanggil di speaker gak denger. Pas kepala liat monitor kaget. Waks! Harus ambil antrian ulang. Tapi tetep tenaaaaang.
17. Langganan koran dan majalah masih tertumpuk rapi tak terbaca.
18. Sering kejedug karena kalo jalan mata tertuju ke layar BB.
19. Bikin tangan ga pernah kosong. Walaupun ga chatting, tetep aja BB di tangan! Gak bisa taruh di kantong, tas.. uda settingannya gitu. BB kejait di tangan.

Sumber: Ketawa.com



Baca Selengkapnya......

Kasampurnan Ala Serat Pangracutan

Serat Kekiyasanning Pangracutan adalah salah satu buah karya sastra Sultan Agung Raja Mataram antara (1613-1645). Serat Kekiyasaning Pangracutan ini juga menjadi sumber penulisan Serat Wirid Hidayat Jati yang dikarang oleh R.Ng Ronggowarsito karena ada beberapa bab yang terdapat pada Serat kekiyasanning Pangracutan terdapat pula pada Serat Wirid Hidayat Jati. Pada manuskrip huruf Jawa Serat kekiyasanning Pangracutan tersebut telah ditulis kembali pada tahun shaka 1857 / 1935 masehi. Disyahkan oleh pujangga di Surakarta RONG no-GO ma-WAR ni SI ra TO = Ronggowarsito atau R. Ng. Rongowarsito

SARASEHAN ILMU KESAMPURNAAN

Ini adalah keterangan Serat tentang Pangracutan yang telah disusun Baginda Sultan Agung Prabu Hanyakrakusuma Panatagama di Mataram atas perkenan beliau membicarakan dan temu nalar dalam hal ilmu yang sangat rahasia, untuk mendapatkan kepastian dan kejelasan dengan harapan dengan para ahli ilmu kasampurnaan.

Adapun mereka yang diundang dalam temu nalar itu oleh Sultan Agung Hanyakrakusuma Panatagama adalah:

I. Panembahan Purbaya

II. Panembahan Juminah

III. Panembahan Ratu Pekik di Surabaya

IV. Panembahan Juru Kithing

V. Pangeran Kadilangu

VI. Pangeran Kudus

VII. Pangeran Tembayat

VIII. Pangeran Kajuran

IX. Pangeran Wangga

X. Kyai Pengulu Ahmad Kategan

Berbagai kejadian pada jenasah.

Adapun yang menjadi pembicaraan, beliau menanyakan apa yang telah terjadi setelah manusia itu meninggal dunia, ternyata mengalami bermacam-macam kejadian pada jenazahnya.

a. Ada yang langsung membusuk

b. Ada jenasah yang masih utuh

c. Ada yang hilang bentuk jenasahnya ? tidak berbentuk lagi

d. Ada yang meleleh menjadi cair

e. Ada yang menjadi mustika ( permata )

f. Istimewanya ada yang menjadi hantu

g. Bahkan ada pula yang menjelma menjadi hewan

Masih banyak pula kejadian lainnya, bagaimana itu bisa terjadi, apa penyebabnya. Ini disebabkan adanya kelainan atau salah kejadian (tdk wajar), makanya pada waktu hidup berbuat dosa, setelah menjadi mayatpun akan mengalami sesuatu, masuk kedalam alam penasaran. Karena pada saat proses sakaratul maut hatinya menjadi ragu, takut, kurang kuat tekadnya, tidak dapat memusatkan pikiran hanya pada satu jalan yaitu menghadapi maut, seperti yang akan diutarakan dibawah ini :

a) Pada waktu masih hidup, siapapun yang senang, tenggelam dalam kekayaan, kemewahan, tidak mengenal tapa brata, setelah mencapai akhir hayatnya, maka jenasahnya akan menjadi busuk dan kemudian menjadi tanah liat, sukmanya melayang gentayangan, diumpamakan bagai rama-rama tanpa mata. Sebaliknya bila pada saat hidupnya gemar menyucikan diri lahir batin, hal itu sudah termasuk lampah, maka kejadiannya tidak demikian.

b) Pada waktu masih hidup bagi mereka yang kuat puasa tetapi tidak mengenal batas waktunya, bila telah tiba saat kematiannya, maka mayatnya akan teronggok menjadi batu dan membuat tanah pekuburannya menjadi sangar, adapun rohnya akan menjadi Danyang Semorobumi. Walaupun begitu, bila pada masa hidupnya mempunyai sifat nrima, sabar, artinya makan, tidur, tidak bermewah-mewah, cukup seadanya dengan perasaan tulus lahir batin kemungkinanya tidak akan seperti diatas kejadian di akhir hidupnya.

c) Pada masa hidupnya seseorang yang menjalani lampah tidak tidur,tetapi tanpa batas waktu tertentu, pada umumnya disaat kematian kelak jenasahnya akan keluar dan menjadi berbagai hantu yang menakutkan. Adapun sukmanya menitis pada hewan. Walaupun begitu bila pada masa hidupnya disertai sifat rela dan ada batas waktunya, yang demikian itu pada waktu meninggal tidak akan keliru jalannya.

d) Siapapun yang melantur dalam mencegah syahwat atau hubungan seks, tanpa mengenal waktu, pada saat kematian kelak jenasahnya akan lenyap melayang, masuk kedalam alamnya jin setan dan roh halus lainnya, sukmanya sering menjelma dan menjadi semacam benalu atau menempel pada orang,seperti genderuwo dan sebagainya yang masih senang menggangu wanita, kalau berada dipohon yang besar, kalau pohon dipotong maka benalu tadi akan ikut mati. Walaupun begitu, bila pada masa masih hidup disertakan sifat jujur, tidak berbuat mesum, tidak berzinah, bermain seks dengan wanita yang bukan haknya, semua itu bila tidak dilanggar tidak akan begitu kejadiannya.

e) Pada waktu masih hidup selalu sabar dan tawakal, dapat menahan hawa nafsu, berani dalam lampah dan menjalani mati didalam hidupnya, misal mengharapkan agar jangan berbudi rendah, rona muka manis, tutur kata sopan, sabar dan sederhana, semuanya itu jangan sampai berlebihan dan haruslah tahu tempatnya situasi dan kondisi, yang demikian itu maka keadaan jenasahnya akan mendapat kemulyaan sempurna dalam keadaan yang hakiki, kembali menyatu dengan Dzat Pangeran Yang Maha Agung, yang dapat menghukum, dapat menciptakan apa saja, ada bila menghendaki, datang menururt kemauannya.

Apalagi disertakan sifat welas asih, akan abadilah menyatu Kawula Gusti.


B. Berbagai jenis Kematian.

a) Mati Kisas adalah suatu jenis kematian karena hukuman mati. Akibat dari perbuatan orang itu karena membunuh, kemudian dijatuhi hukuman karena keputusan pengadilan atas wewenang raja

b) Mati Kias adalah jenis kematian yang diakibatkan oleh suatu perbuatan, misalnya menahan nafas atau mati karena melahirkan

c) Mati Syahid adalah jenis kematian karena gugur dalam perang, dibajak, dirampok dan disamun

d) Mati Salih adalah suatu jenis kematian karena kelaparan, bunuh diri, karena mendapat aib atau sangat bersedih

e) Mati Tiwas adalah suatu jenis kematian karena tenggelam, tersambar petir, tertimpa pohon, jatuh karena memanjat pohon, dan sebagainya

f) Mati Apes adalah suatu jenis kematian karena ambah-ambahan, epidemi, santet, tenung dari orang lain, yang demikian itu benar-benar tidak dapat sampai pada “Kematian yang Sempurna” atau keadaan Jati bahkan dekat sekali dengan alam penasaran.


Berkatalah beliau : “Sebab-sebab kematian tadi yang mengakibatkan kejadiannya lalu apakah tidak ada perbedaannya antara yang berilmu dengan yang bodoh ? Andaikan yang menerima akibat dari kematian seornag pakarnya ilmu mistik, mengapa tidak dapat mencabut seketika itu juga ?”

Dijawab oleh yang menghadap : “Yang begitu itu mungkin disebabkan karena terkejut menghadapi hal-hal yang tiba-tiba. Maka tidak teringat lagi dengan ilmu yang diyakininya dalam batin yang dirasakan hanyalah penderitaan dan rasa sakit saja. Andaikan dia mengingat keyakinan ilmunya mungkin akan kacau didalam melaksanakannya tetapi kalau selalu ingat petunjuk-petunjuk dari gurunya maka kemungkinan besar dapat mencabut seketika itu juga.

Setelah mendengar jawaban itu beliau merasa masih kurang puas menurut pendaat beliau bahwa sebelum seseorang terkena bencana apakah tidak ada suatu firasat dalam batin dan pikiran, kok tidak terasa kalau hanya begitu saja beliau kurang sependapat oleh karenanya beliau mengharapkan untuk dimusyawarahkan sampai tuntas dan mendapatkan suatu pendapat yang lebih masuk akal.

Kyai Ahmad Katengan menghaturkan sembah: “Sabda paduka adalah benar, karena sebenarnya semua itu masih belum tentu , hanyalah Kangjeng Susuhunan Kalijogo sendiri yang dapat melaksanakan ngracut


Sebab-sebab inilah yang membuat dan mengakibatkan kejadian, seandainya dapat meracut seketika dalam keadaan terkejut atau tiba-tiba, teringat dengan apa yang diyakininya akan ilmunya maka akan dapat meracut seketika…


C. Wedaran Angracut Jasad.

Pangracutan Jasad yang dipergunakan oleh Susuhunan Kalijogo dan Syekh Siti Jenar adalah sama, karena hanya mereka yang dapat meracut seketika dan tiba-tiba, seperti dibawah ini ;


” Badan jasmaniku telah suci, kubawa dalam keadaan nyata, tidak diakibatkan kematian, dapat mulai sempurna hidup abadi selamanya, di Dunia aku hidup, sampai dialam nyata ( akherat ) aku juga hidup, dari kodrat iradatku, jadi apa yang kuciptakan, yang kuinginkan ada, dan datang yang kukehendaki “


D. Wedaran Menghacurkan Jasad.

Adapun pesan beliau Kangjeng Susuhunan di Kalijogo sebagai berikut: “Siapapun yang menginginkan dapat menghancurkan tubuh seketika atau terjadinya mukjijat seperti para Nabi, mendatangkan keramat seperti para Wali, mendatangkan ma’unah seperti para Mukmin Khas, dengan cara menjalani tapa brata seperti pesan dari Kangjeng Susuhunan di Ampel Denta”

a. Menahan hawa nafsu, selama seribu hari siang dan malam sekalian

b. Menahan Syahwat (Seks), selama seratus hari siang dan malam

c. Tidak berbicara, artinya membisu dalam empatpuluh hari siang dan malam

d. Puasa padam api ( pati geni ) tujuh hari tujuh malam

e. Jaga, lamanya tiga hari tiga malam

f. Mati raga, tidak bergerak-gerak lamanya sehari semalam

Adapun pembagian waktunya dalam lampah seribu hari seribu malam itu begini caranya :

a. Menahan hawa nafsu, bila telah mendapat 900 hari, lalu diteruskan dengan

b. Menahan syahwat selama 40 hari lalu dirangkap juga dengan

c. Membisu tanpa berpuasa selama 40 hari. Adapun membisu bila sampai pada 33 hari dilanjutkan dengan

d. Pati geni selama 7 hari tujuh malam, setelah mendapat 4 hari 4 malam dilanjutkan dengan

e. Jaga selama 3 hari tiga malam, bila sudah mendapatkan 2 hari 2 malam dilanutkan dengan

f. Pati raga sehari semalam.

Adapun caranya untuk Pati raga adalah Tangan bersidakep kaki membujur lurus dan menutup 9 lubang di tubuh, tidak bergerak-gerak, menahan berdehem, batuk, tidak meludah, tidak berak, tidak kencing selama sehari semalam. Yang bergerak hanya kedipan mata, tarikan nafas, anafas, tanafas, nufus, artinya tinggal keluar masuknya nafas yang tenang jangan sampai tersengal sengal campur baur.

Dengan ini dapat melimpahkan rasa syukur kepada anak cucu yang akan ditinggal dan bahwa pemberian ampunan tu hanya pada waktu saat-saat memasuki alam Sakaratulmaut tadi. Baginda Sultan Agung bertanya: “Apakah manfaatnya Pati Raga itu?”

Kyai Penghulu Ahmad Kategan menjawab : “Adapun perlunya pati raga itu, sebagai sarana melatih kenyataan, supaya dapat mengetahui pisah dan kumpulnya Kawula Gusti, bagi para pakar ilmu kebatinan pada jaman kuno dulu dinamakan dapat Meraga Sukma, artinya berbadan sukma, oleh karenanya dapat mendakatkan yang jauh, apa yang dicipta jadi, mengadakan apapun yang dikehendaki, mendatangkan sekehendaknya, semuanya itu dapat dijadikan suatu sarana pada awal akhir. Bila dipergunakan ketika masih hidup di Dunia ada manfaatnya, begitu juga dipergunakan kelak bila telah sampai pada sakaratul maut.




Urutan dalam Kematian dan Apa yang harus Dilakukan.

Walaupun hanya panuwunan, yang dilewati juga alam kematian, kalau sampai lengah juga berakhir mati atau mati benar-benar. Adapun tata caranya begini :

Sedakep dengan kaki lurus berdempet, menutup kesemua lubang, jari-jari kedua belah tangan saling bersilang, ibu jari bertemu keduanya, lalu ditumpangkan di dada. Dalam sikap tidur itu kedua belah kaki diluruskan, ibu jari kaki saling bertemu, kontol ditarik keatas dan zakarnya sekalian, jangan sampai terhimpit paha. Pandangan memandang lurus dari ujung hidung lurus ke dada hingga tampak lurus melalui pusar hingga memandang ujung jari . Setelah semuanya dapat terlihat lurus maka memulai menarik nafas tadi. Dari kiri tariklah kekanan dan dari arah kanan tariklah kekiri. Kumpulnya menjadi satu berada di pusar beberapa saat lamanya, maka tariklah keatas pelan-pelan jangan tergesa-gesa. Kumpulkan nafas, tanafas, anafas, nufus diciptakan menjadi perkara gaib. Lalu memejamkan mata dengan perlahan-lahan, mengatubkan bibir dengan rapat, gigi dengan gigi bertemu. Pada saat itulah menheningkan cipta, menyerah dengan segenap perasaan yang telah menyatu, pasarah kepada Pangeran kita pribadi. Setelah itu, lalu memantrapkan adanya Dzat, seperti dibawah ini :

Anjumenengkan Dzat :

” Aku mengumpulkan Kawula Gusti yang bersifat Esa, meliputi dalam kawulaku, satu dalam satu keadaan dari kodrat-Ku “

Mensucikan Dzat :

” Aku sebenarnya Dzar Yang Maha Suci, bersifat kekal, menguasai segala sesuatu, sempurna tanpa cacat, kembali pada hakekat-Ku, karena kodrat-Ku “

Menatur Istana :

” Aku Dzat yang Maha Luhur, yang menjadi Raja Agung. Yang menguasai segala sesuatu, yang kuasa menjadikan istana-Ku, yang Agung Maha Mulia, Ku Kuasai dengan sempurna dari kebesaran-Ku, lengkap dengan segala isinya Keraton-Ku, lengkap dengan bala tentara-Ku, tidak ada kekurangan, terbentang jadilah semua ciptaanKu, ada segala yang Ku-inginkan, karena kodrat-Ku “

Meracut Jisim :

” Aku meracut jisim-Ku yang masih tertinggal di alam dunia, bila telah tiba di zaman keramatullah yang Maha Mulia, bulu, kulit,kuku, darah, daging, tulang, sungsum keseluruhannya, yang berasal dari cahaya, yang berasal dari bumi, api, angin, bayu kalau sudah kembali kepada anasir-Ku sendiri-sendiri, lalu akau racut menjadi atu dengan sempurna kembali kepada-Ku, karena kodrat-Ku

Menarik Anak :

” Aku menarik anak-Ku yang sudak pulang kerahmatullah, kaki, nini, ayah, ibu, anak dan isteri, semua darah-Ku yang memang salah tempatnya, semuanya Aku tarik menjadi satu dengan keadaan-Ku, mulia sempurna karena kodrat-Ku

Mengukut keadaan Dunia :

” Aku mengukut keadaan dunia, Aku jadikan satu dengan keadaanKu, karena kodrat-Ku “

Mendo’akan Keturunan :

” Keturunanku yang masih tertinggal di alam dunia, semuanya semoga mendapatkan kebahagiaan, kaya dan terhormat, jangan sampai ada yang kekurangan, dari kodrat-Ku “

Mengamalkan Aji Pengasihan :

” Aku mengamalkan Aji pengasih, kepada semua mahkluk-Ku, besar, kecil, tua, muda, laki-laki, perempuan, yang mendengar dan melihat semoga welas asih padaKu, karena kodrat-Ku

Menerapkan Daya Kesaktian :

” Aku menerapkan Daya Kesaktian, kepada semua mahkluk-Ku, barang siapa yang tidak mengindahkan Aku, akan terkena akibat dari kesaktian-Ku, karena kodrat-Ku

Setelah begitu, maras menutup di hati, menimbulakan rasa sesak nafas, oleh karenanya harus selalu ingat dan sentosa, jangan sampai kacau balau pernapasannya, tanafas, anpas, nuppus tadi, karena nafas itu ikatan jisim, berada di hati suweddha, artinya menjembatani fikiran yang suci, keadaanya jadilah angin yang keluar saja. Tannapas itu talinya hati siri, letaknya di pusar, keadaannya menjadi hawa yang berada dalam tubuh saja. Anpas itu adalah talinya Roh, berada di dalam jantung, keadaannya hanyalah menjadi angin di dalam saja. Nupus itu tali Rahsa, artinya berkaitan dengan Atma, berada di dalam hati pusat yang putih, berada di pembuluh jantung, keadaannya menjadi angin yang kekiri kekanan, dari ulah perbuatannya itu dapat meliputi segenap organ tubuh dan rokhani.

Bila sudah begitu roh larut lalu terasalah kram seluruh organ tubuh, mengakibatkan mata menjadi kabur, telinga menjadi lemas, hidungpun lemah lubang hidung menciut, lidah mengerut, akhirnya cahaya suram, suara hilang, yang tinggal hanyalah hidupnya fikir saja, karena sudah dikumpulkan ururtan syare’at, hakekat, tarekat, dan makrifat

Syare’at itu lampahnya badan, berada di mulut

Hakekat itu lampahnya nyawa, berada di telinga

Tarekat itu lampahnya hari, berda di hidung

Makrifat itu lampahnya rahsa, berada di mata

Adapun yang ditarik terlebih dahulu adalah penglihatannya mata, diumpamakan kaburnya kaca Wirangi, atau asalnya air Zam-zam Lalu rasanya mulut, diumpamakan rusaknya jembatan Siratalmustakim, atau Ka’batullah

Lalu penciumannya hidung, yang diumpamakan gugurnya gunung Tursina atau robohnya gunung Ikrap Lalu pendengarannya telinga, diumpamakan hancurnya sajaratulmuntaha, atau melorotnya Hajaratu’l Aswad. Kemudian tinggallah merasakan nikmat pada seluruh bagian tubuh, melebihi kenikmatan ketika sedang bersenggama pada saat sedang mengeluarkan rahsa, pada saat itulah batinlah suatu tekad yang kuat, seperti diibaratkan huruf Alif yang berjabar (berfathah), diejer (kasroh ), da diepes ( berdlomah ) bunyinya menjadi : A. I. U

A artinya : Aku
I artinya : Ini
U artinya : Hidup ( urip )

Setelah itu menciptakan kerinduan kepada Dzat, bagaikan merindukan kepada Dyah Ayu, supaya jangan sampai igat kepada anak cucu yang ditinggalkan. Karena akan keliru ciptanya yang akhirnya mengakibatkan melesetnya dari tujuan yang sebenarnya. Semua itu tinggal menimbang pertimbangannya ciptanya pribadi, didalam tiga pangkat :

a. Yang pertama, bila benar-benar sentausa, akan mendapatkan anugerah dari Pangeran, dapat hidup diawal akhir, langgeng tidak mengalami perubahan.

b. Yang kedua, berhubung dicapai waluya sejati, padahal tidak mengalami menderita sakit, atau tidak mempuyai dosa, maka dapat melakukan berbadan sukma.

c. Yang ketiga, bila didalam ciptanya masih ada rasa ragu-ragu, bimbing, pada akhirnya hayatnya pasti akan menemukan tiwas ke tempat yang salah.


F. Perbedaan Waktu di Akhirat dan di alam Dunia.

Di dunia sehari, diakhirat sebualan, di dunia sebulan di akhirat satu tahun, sedangkan di Dunia satu tahun di Akhirat Sewindu, saksinya seperti orang waktu mimpi.

Alam setelah Kematian

a. Kepala, adalah keadaan Baitulmakmur

b. Otak, keadaannya Kanto, menyebabkan adanya Cahaya, menjadi terbuka wajahnya.

c. Manik, keadaannya Pramana, menyebabkan adanya Warna, menjadi terbukanya penglihatan.

d. Budi, keadaannya Pranawa, menyebabkan adanya Karsa, menjadi terbukanya bicara.

e. Nafsu, keadaanya Hawa, menyebabkan adanya Suara, menjadi terbukanya pendengaran.

f. Sukma, keadaannya Nyawa, menyebabkan adanya Cipta, menjadi terbukanya penciuman.

g. Rahsa, keadaannya Atma, menyebabkan adanya Wisesa, menjadi terbukanya perasa.

Inilah yang menjadi 3 larangan perbuatan yang menyimpan 3 keadaan; jangan mengumpat, jangan mengucapkan kata-kata cabul dan terhanyut pada pemikiran yang tidak baik. Jangan menimbulkan Budi yang bukan-bukan. Jangan melakukan perzinahan dengan bukan haknya atau akan menimbulkan gangguan dalam kehidupannya membuat gelap alam sampai akhir hayatnya.

Karena keadaan Akherat yang akan dilalui 7 perkara, maka jangan dianggap remeh :

” Sesungguhnya Aku Dzat ysang Maha Pencipta dan maha Kuasa, yang Berkuasa menciptakan segala sesuatu, terjadi dalam seketika, sempurna karena kodratKu, disitu sudah terbukti atas perbuatanKu, sebagai kenyataan kehendakKu, terlebih dahulu Ku- ciptakan Hayyu bernama Sajaratul Yakin yang tumbuh dalam alam Adam-makdum yang azali abadi. Setelah itu cahaya bernama Nur Muhammad, lalu kaca bernama Mir’atul haya’i, kemudian nyawa bernama roh idlafi, lalu lampu kandi, lalu permata bernama Darrah, akhirnya dinding-jalal bernama Hijab, itulah yang menjadi penutup keberadaanKu “

Penjelasannya satu-persatu begini :

1. Sajaratul Yakin, yang tumbuh dalam alam Adam-makdum yang azali abadi, artinya pohon kehidupan yang berada dalam jagad yang sunyi senyap segalanya, dan belum ada sesuatu apapun. Merupakan hakekat Dzat mutlak yang kadim. Artinya; hakekat Dzat yang lebih dulu, yaitu Dzat Atma, yang menjadi wahana alam Ahadiyat.

2. Nur Muhammad, artinya cahaya yang terpuji. Diceritakan dalam hadits seperti burung Merak, berada dalam permata putih, berada pada arah sajaratul yakin, itulah hakekatnya cahaya, yang diakui sebagai tajalinya Dzat di dalam nukat gaib, sebagai sifatnya Atma, menyebabkan adanya alam Wahdat

3. Mir’atul haya’I, artinya kaca wirangi, tersebut dalam hadits berada di depan Nur Muhammad, itulah hakekatnya pramana, diakui sebagai rahsa Dzat, sebagai nama Atma, menyebabkan adanya alam Wahadiyat.

4. Roh Idlafi, artinya nyawa yang jernih, berasal dari nur muhammad, itulah hakekat Sukma yang diakui sebagai keadaan Dzat sebagai tabirnya Atma, menyebabkan adanya alam Arwah.

5. Kandil, artinya lampu tanpa api, berupa permata yang berkilauan tergantung tanpa pengait disitulah keadaan nur muhammaddan tempat berkumpulnya darah seluruhnya adalah hakekat angan-angan yang diakui sebagai bayangan Dzat, sebagai ikatannya Atma, menyebabkan adanya alam Mitsal.

6. Darah, artinya permata , mempunyai sinar lima warna, satu tempat dengan malaikat adalah hakekat Budi, diakui sebagai hiasannya Dzat, sebagai pintunya Atma, menyebabkan adanya alam Ajsam

7. Kijab, disebut dinding jalal, artinya tabir yang agung, keluar dari permata yang lima warna pada waktu bergerak menimbulkan buih, asap, air, itulah hakekat Jasad, yang diakui sebagai Wahana Dzat, sebagai tempat Atma, menyebabkan adanya alam Insan Kamil. Inilah Jumenengnya Maghligainya Dzat, ditata dalam Baiutllah menjadi 3 keadaan yang disebut dengan ; Wedaran Triloka, Wejangan Tribawana, Isinya 3 Dunia.


H. Wedaran Tribawana.

a) Ayat pertama, dinamakan terbukanya tata mahgligai Baitumakmur, sebagai berikut; ” Sebenarnya Aku mengatur singgasana didalam Baitulmakmur, disitulah tempat kesenangan-Ku, berada didalam kepala Adam, yang didalam kepala itu yaitu dimak yaitu otak, yang berda dalam dimak itu manik, didalam manik itu pramana, adalah pranawa, didalam pranawa itu sukma, didalam sukma ada rahsa, didalam rahsa itu ada Aku, tidak ada Pangeran hanya Aku Dzat yang meliputi di semua keadaan

b) Ayat kedua, dinamakan terbukanya susunan singgasana dalam Baitulmuharram, sebagai berikut; ” Sebenarnya Aku menata singgasana dalam Baitulmukharram, itulah tempat larangan-laranganKu, yang berada didada Adam. Yang berada didada Adam itu hati, yang berada diantara hati itu jantung, didalam jantung itu budi, didalam budi itu jinem, didalam jinem itu sukma, didalam sukma itu rahsa, dan didalam rahsa itu Aku, tidak ada Tuhan kecuali Aku, Dzat yang meliputi keadaan

c) Ayat ketiga, dinamakan terbukanya susunan singgasana dalam Baitulmuqadas, sebagai berikut ; ” Sebenarnya Aku menata singgasanadalam Bitulmuqadas, rumah tempat yang Aku sucikan, berada didalam kontolnya Adam, yang berada dalam kontol itu pelir, yang berada dalam pelir itu mutfah yakni mani, yang berada dalam mutfah adalah madi, dalam madi itu manikem, dalam manikem itu rahsa, dalam rahsa itu Aku, tidak ada Tuhan kecuali Aku, Dzat yang meliputi semua keadaan “


I. Surga dan Neraka.

Surga atau sarwa arga, semua yang diperbuat selalu kebaikan semua orang memujinya, sampai akhir hidup selalu dibicarakan orang dan kematiannya akan disesali, disayangkan dan orang akan selalu membicarakan tentang kebaikan-kebaikannya.


Neraka adalah perwujudan dari watak seseorang yang berkelakuan jelek maka hidunya akan cacad di dunia bahkan sampai akhir hidupnya.


Maka dalam kitab Hidayatul hak kaik menyebutkan bahwa di zaman Kelanggengan suatu sarana agar dapat naik ke surga haruslah naik Buraq atau burung merak. Demikian tadi hanyalah merupakan perumpamaan saja. Buraq artinya orang dapat masuk hati orang lain, membuat hati orang lain senang itulah merak ati.


J. Tempatnya Iman, Tauhid dan Ma’rifat.

” Adapun letak Iman di dalam Eneng, letak Tauhid dalam Ening, letak ma’rifat dalam enget “


K. Arti Jalal, Jamal, Kahar dan Kamal.

Adalah sebutah Tuhan dalam 4 bab, yaitu :

ü Tuhan Yang Maha Suci itu bersfat Jalal, artinya Besar, yang besar itu Dzat-Nya, karena dapat meliputi seluruh alam.

ü Tuhan Yang Maha Suci itu bersifat jamal, artinya bagus, yang bagus itu sifatNya, bukan pria, bukan wanita, juga bukan banci. Tidak ada asal, tidak ada tempat, juga tidak hidup dan tidak mati, mustahil tidak ada pasti adanya-Nya.

ü Tuhan Yang Maha Suci bersifat Kahar, artinya Maha Kuasa, itu namaNya, tidak menggunakan nama siapa-siapa hanya gaibnya Dzat Allah.

ü Tuhan Yang Maha Suci itu bersifat Kamal, artinya Sempurna, yang sempurna itu af’alNya, dapat menggelar dan menciptakan seketika dari kuasanya tanpa mengalami kesulitan, maka diibaratkan Dzat Allah itu karena besarnya hingga meliputi yang menyaksikannya.


L. Pria dan Wanita Yang Sejati.

Yang bernama roh idlafi itu adalah roh Wanita tetapi berada pada Pria
Wanita itu Rohnya adalah Roh Kudus yang sebenarnya adalah roh pria yang berada dalam wanita, yang disucikan dalam jinem, bertempat dalam junup, maka dapat membangkitkan keinginan sendiri-sendiri,

karena rohnya wanita dipakai pria, sebaliknya rohnya pria dipakai wanita, karena rasa kangen akan menarik rohnya masing-masing, tetapi akhirnya timbullah persenggamaan yang dinamakan lambangsari yang akibatnya dapat mewujudkan suatu wujud. Maka dinamakan sanggama artinya hanya satu yang benar, atau saresmi artinya bercampurnya ari menjadi satu hingga masing-masing mendapatkan kepuasan. Karena dikabulkan oleh Tuhan akan menjadi Bapak/Ibu, maka bagi mereka yang dapat menandai terjadinya suatu sebelum sanggama, dapat pula mengetahui macam apakah anak yang akan terlahir nanti.
Misal, dalam 35 hari sepasang suami istri tadi yang mempunyai keinginan seks terlebih dahulu siapa, ada rasa kangen terlebih dahulu, bila menjelma biji maka akan terlahir laki- laki apabila sang suami yang terlebih dahulu. Tetapi keadaan ini harus berimbang dalam batin sama merasakan puas karena kalau tidak menyatu dalam rasa dan fikiran maka akan lain jadinya, adapun cacad, wujud lainnya.

Cacad karena ketidakseimbangan kemauan suami istri dalam senggama adalah sebagai berikut :

1) Bila merasa kecewa dalam hati, tidak senang dalam bersenggama, dikemudian hari akan timbul watak pada si anak; sering kecewa, bahkan dapat pula mendatangkan selalu susah seumur hidupnya.

2) Bila punya perasaan tidak senang atau marah tetapi hanya di batin saja, akan terlahir anak yang pemarah, senang berkelahi, bahkan dalam hidupnya akan mengalami kerugian.

3) Bila dalam bersenggama ada salah satu yang kurang jujur maka begitu lahir apabila suami yang tidak jujur maka anak perempuan senang berbohong atau tidak jujur dan sebaliknya.

Adapun suami istri harus saling mengisi, menghormati, membutuhkan, istri tidak boleh memperlihatkan nafsunya dan suami memperhatikan gelgat istrinya, sekiranya sehari itu tidak terjadi apa-apa tidak pula ada perasaan susah dari keduanya, suatu tanda bahwa pada saat itulah Tuhan akan menurunkan Wiji Wijanging Sasami, artinya adalah manusia pilihan, Trimurti.


M. Mengenai Keadaan Kematian.

Keadaan kematian bagi mereka yang sering berbuat dosa atau kesalahan dengan yang diterima atau tanpa dosa dalam kematian. Membagi-bagi keadaannya dalam alam kematian ;

Setiap orang pasti akan berbeda dalam menghadapi kematian , karena salah dalam fikirnya ketika mengalami sakaratul maut , hidup ini berbeda-beda ciptanya ada yang membantah dan menantang adanya kematian dengan mengandalkan ilmunya, adapula yang malah menyingkirkan ilmunya hanya menyerah kepada Tuhan. Orang yang bodoh dapat diterima juga ada karena hanya mengandalkan pada sifat lugu dan jujur saja, ada juga bodoh yang terjerumus, bahkan banyak juga orang bodoh malah memberi contoh karena enggang disebiut bodoh, Maka dalam kematian ada sebutannya ;

1. Dinamakan Kasunyataning pati, hanyalah menetapi sebutan saja, hidup pasti mengalami mati, artinya hanyalah nama tempatnya ‘ ajal ulihan ‘ atau mati kembali.

2. Dinamakan Padhanging pati, artinya mengetahui tanda-tandanya dari Dzat Tuhan, maka dapat sampai pada kenyataannya, jadi dapat mengatur keadaannya.

3. Pepetenging pati, artinya hilang tanpa mengetahui berakhirnya hidup berarti tidak mengetahui keadaannya sendiri.

4. Pagaweaning pati, artinya hanya mati biasa, jadi tidak mengetahui dalam keadaan gerak dan keadaannya Kawula Gusti.

5. Rowanging pati, artinya kematian yang hanya menerima Kasih sayangNya, jadi hanya menerima nikmatnya Dzatullah saja.

6. Rasaning pati, adalah mereka yang sudah percaya dengan keterangan dari sang guru, tempatnya sudahlah pasti.

7. Purbaning pati, yang sudah diaku sebagai rahsanya Dzat, berada dalam hidayatullahu, tetap langgeng tidak ada perubahan di kemudian.

8. Pastining pati, artinya bagi mereka yang sudah memenuhi suratan dalam lokhil makful, jadi sudah sesuai garis patinya.

9. Jalaraning pati, artinya yang lugu karena kehendak Tuhan, jadi dapat menyatu dengan Dzatullah dialam akhirat.

10. Anganggo sihing pati, artinya yang dirasakannya hanyalah pada musnahnya badan, hanya Dzatullah yang mengadakankarena tidak berdosa.

11. Marganing pati, artinya yang sudah mengetahui jalannya, maka dapat langsung masuk ke dalam hidayatullah yang akan menemui kelanggengan di akhirat.

12. Pilungguhing pati, artinya menjalani petunjuk Allah, akan mencapai keselamatan di akhirat dan mencapai kesempurnaan.

13. Pinangihing pati, artinya bertawakal, berpasarah diri kepada Tuhan, dapat dekat dan masuk ke dalam hidayatullah karena yang begini tidak berharap, hany mengutamakan jalannya takdir.

14. Enggoning pati, artinya menunjukkan perbuatan Dzat yang sempurna, sempurnanya sifat langgeng, hanya terdapat pada kebenaran ilmu, ini sempurna menjadi pesertanya nafi Jinis.

15. Sesandhaning pati, artinya adalah yang sudah melaksanakansemua petunjuk guru, menjalanka laku jujur dalam hidup, dan dalam kematian sudah tidak punya rasa takut, bahkan sudah dapat membedakan buruk dan baik, juga mengetahui awal dan akhir Sebanyak ini keadaan kematian diakibatkan terjadinya karena adanya dosa, dari cara kita memusatkan fikiran walaupun sudah diberi petunjuk, namun pada saatnya akan banyak gangguannya, yang sebenarnya hanyalah terletak pada Dzat saja.


Padahal yang dinamakan ilmi itu adalah pengetahuan, yang maksudnya ketahuilah dalam kehidupan hingga kematian. Awal penyebab kematian, karena kurang teliti dalam suatu perbuatan dan meneliti suatu kejadian. Datangnya susah disebabkan adanya kegembiraan , asalnya lupa karena tidak mengetahui tujuan hidupnya, padahal manusia sebenarnya dapat langgeng tanpa mengalami perubahan, hanya selamat tanpa menderita, hidup terus tanpa mati, dengan suatu bukti bahwa manusia itu dengan umat lainnya berbeda sendiri, maka dinamakan manusia, itu artinya insan ( unusan ) atau pilihan

Saksinya kalau khalifah yang diakui sebagai Rahsanya Dzat Allah artinya hanya satu belaka. Tuhan itu dalam sifat hidupNya adalah manusia, suatu bukti kalau Manunggaling Kawula Gusti, yang dapat menguasai memerintah dan menghukum di dalam alam raya seluruhnya. Oleh karenanya menjadi suatu kenyataan bahwa Tuhan tidak dapat melihat, tetapi tidak buta, tetapi melihat dari mata kita, Tuhan tidak mendengar tetapi tidak tuli, karena mendengar lewat telinga kita. Tuhan tidak dapat berbuat apa-apa, tetapi tidak bodoh, segala yang diperbuatnya menggunakan af’al kita. Maka dapat menciptakan seluruh dunia seisinya dalam waktu seketika.



N. Manusia terdiri dari 4 anasir.

Dalam kitab Ma’lumatu’lhuhiyah dan kitab Hidayatul Khakaik menjelaskan bahwa manusia berasal dari 4 unsur :

1. Berasal dari sarinya Tanah, tetapi bukan tanah yang kita pijak ini.

2. Berasal ari Api, tetapi bukan api yang dipergunakan untuk membakar.

3. Berasal dari Angin, tetapi bukan angin yang mendesau itu.

4. Berasal dari Air, tetapi bukan air yang meluap mengalir.

Semua ini merupakan lambang saja, maka setelah mempunyai perwujudan, lalu mempunyai tujuh perkara :

1. Hayyu, artinya hidup.

2. Masuklah Nur, artinya Cahaya.

3. Kemasukan sir artinya Cipta.

4. Kemasukan pula roh, artinya Nyawa.

5. Kemasukan nafsu, artinya Angkara Murka

6. Kemasukan akal, artinya Budhi.

7. Kemasukan kehendak, artinya Angen-angen.


Itulah wujud yang Dzat Yang Maha Agung, sebenarnya nafi yang baik, maka diibaratkan bahwa nafi walaupun dekat tetapi tidak bersinggungan, jauh tak terduga jauhnya, dan nafi itu pasti ada tidak mungkin tidak ada. Adanya hanya karena terlihat saja. Jadi kumpulnya Kawula Gusti merupakan dua jadi satu dan satu satu belaka.


O. Berbagai macam Wahyu.

Pancaran tiga warna pertanda wahyu, biasanya pada pukul 3 dini hari :

1. Wahyu Nurbuwah, artinya wahyunya Kraton Bintoro, dapat menjadi Raja Paranpara ( utama ) yang mempunyai jiwa terbuka dan wujudnya wahyu, cahaya kemilau bagaikan permata indah.

2. Wahyu Kukumah, warnanya bagaikan berlian yang telh digosok, sebuah pertanda telah terbukanya tirai Tuhan dan diperbolehkan menjadi Ratu Adil yang menguasai jawa dan dibenarkan untuk menguasai ilmu untuk kearah kebaikan.

3. Wahyu Wilayah, warnanya bagaikan jamrud, bercampur berlian biru yang sangat indah warnanya, sebagai tanda kalau sudah diteima sebagai Waiullah. Diperbolehkan untuk wewejangan rahasia Tuhan untuk menyampaikan ajaran nabi Muhammad SAW.

Baca Selengkapnya......
 

blogger templates 3 columns | Make Money Online